Saturday, November 5, 2022

SANG KIRANA JUMANTARA MALAM


Sepertinya kita sering kali tertanya-tanya, apakah sang rembulan itu yang mengekori kita ke mana-mana sahaja kita berkelana atau sebenarnya kita yang begitu asyik mengejar sang rembulan itu dek rasa terpesona? Meski terlihat dekat di sudut pandangan, namun ternyata jauh dibandut kayangan. Bagiku, ternyata ia hanyalah sekadar ilusi mainan nalar yang mendambakan nur panutan bimbingan jua ambisi jiwa yang sentiasa dahagakan nyamannya sebuah perdampingan. 

Sebermula kirana rembulan itu jelmaannya laksana pelepah tandan yang kering, lalu sempurnalah ia menjadi purnama berwajah piring. Benarlah firman-Nya al-Rahman di dalam kitab suci al-Quran: Dan bulan pula Kami takdirkan ia beredar melalui beberapa peringkat, sehingga pada akhir peredarannya kelihatan kembalinya pula ke peringkat awalnya iaitu persisnya tandan yang kering (Ayat 39 Surah Yaasin)

Bukankah insan-insan yang pernah, sedang dan akan hadir dalam hidup kita juga fitrahnya seperti itu? Tiadalah seseorang pun yang muncul dalam hidup kita ini kecuali hadirnya itu bak bulan sabit, hadirnya kirana rembulan itu hanyalah bagi memenuhi fasa kesempurnaan sang rembulan tersebut lalu hilanglah ia membawa diri. Biarpun begitu, harapanku tetaplah sama dan hanyalah satu. Hingga kini, kulangitkan bait-bait titipan doa agar kirana yang mendampingiku kan sentiasa setia menerangi jumantara malam hidupku.
@Bianglala Sukma

Nantikan Detik Kelahirannya...

POLITIK ITU KOTOR?

"Politik itu suatu wadah perjuangan suci yang dicemari oleh nanah amarah, kulat khianat, plastik retorik, selut bergelut, sarap si koru...